Jumat, 26 Januari 2024

Optimalkan Konsistensi Kata Demi Kata

Pengen cerita sedikit nih, sebelumnya saya minta maaf kalau tulisan blog kecil ini telat mulu kaya pembangunan negeri ini. Dan kalau mau pake alibi yang sudah-sudah kemarin pasti pembaca yang budiman juga udah tahu lah isinya. Selain nulis, saya suka nunda-nunda banyak kegiatan yang pengen dilakukan, sesederhana baca buku aja kadang kalah sama mainan HP. Kadang kala kurang fokus atau malah keseringan kena distraksi pas lagi mau mulai, entah itu dari luar atau dalam.

Sudah pernah bikin rencana pun gagal maning gagal maning. Pengen nulis apa gitu malah kena writer’s block duluan. Memang bingung juga kalau dari awal tidak tahu tulisan apa yang ingin diciptakan. Bahkan dulu nulis buku quotes aja, rasa pengen rebahan itu menggebu-gebu sampai akhirnya...finally....bisa terbit, cuman belum cetak karena nggak ada biaya.

Mau berbagi tips pun saya masih ragu soalnya saya sendiri penulis resmi dari blog kecil ini udah ngos-ngosan cuman pengen ngetik beberapa paragraf aja. Mungkin saya bakal gabungin beberapa sumber saja dengan bahasa saya sendiri.

Paksain

Sumber : Ekrut

Sebagian boleh tidak setuju dengan saran ini. Ada juga yang pernah tanya ke saya, ‘gimana cara rajin ibadah selain dipaksa.’ Saya pun kesulitan untuk menjawab hal itu hingga jawaban dari pertanyaan tersebut masih terbengkalai sampai sekarang. Suatu ketika, nemuin potongan video ceramah dari Ustadz Khalid Basalamah yang agak nyerempet dengan hal ini. Beliau ditanya seperti yang ditanyakan ke saya kemudian beliau menjelaskan bahwa paksakan diri karena sesuatu yang dipaksakan di awalnya akan menjadi sebuah kebiasaan (udah pada tahu pasti soal ini).

Pada akhirnya, pas udah kebiasaan akan muncul perasaan nggak enak kalau nggak dikerjain karena ada kenikmatan yang muncul. Sekali saja tidak dilakukan atau bahkan telat sedetik saja bakal nyeselnya nyesel senyesel-nyeselnya. Itu sih. Masalahnya masih belum ada cara jitu selain paksa yang bisa menjadikan kita konsisten dalam melakukan sesuatu. Kata Mas Eko Wibowo, CEO RemoteWorkerID, luangkan waktu kamu jangan cari waktu luang. 

Paksa diri menulis walau hanya satu kata di kertas (tapi parah banget sih, mending setidaknya paksa meski hanya satu paragraf). Memang zona nyaman itu melenakan, cuman pada akhirnya kita nggak pengen gitu-gitu aja'kan. Apalagi kalau menulis kita memang ada tujuannya gitu, semisal pengen jadi penulis atau kerja yang berhubungan dunia kepenulisan. Sudah 2024, makin banyak juga yang harus dipelajari dalam bidang menulis ini.

Asal Nulis Dulu Aja

Sumber : Imgflip

Asal nulis disini maksudnya adalah nulis hal yang sesuai keinginan kita walaupun masih belepotan dari segi tata bahasa maupun peletakan tanda baca. Latih terus kemampuan nulis baik di kertas maupun di laptop/komputer. Nanti juga kesalahan demi kesalahan tadi bisa diedit lagi menjadi lebih bisa dibaca manusia lagi atau bahasa kerennya readable. Apapun ide yang terlintas di kepala bisa jadi bahan tulisan walaupun kadang aneh sih.

Apapun topiknya pokoknya tulis aja dulu. Bikin puisi, cerpen, artikel asalkan jangan bikin masalah kalian. Yang paling gampang sih bikin tulisan tentang hal-hal ada di sekitar kalian. Contohnya saya mengikuti posting sehari satu tulisan blog di tantangan ini (walaupun kebanyakan nggak sesuai bidang juga sih). Di situ kalian bisa menemukan tema atau gaya tulisan kalian sendiri. Selamat mencoba.

Jadwalkan Rutin

Sumber : Pixabay

Ketakutan terbesar saya adalah ketika semua yang dibangun tadi runtuh karena kebiasaan saya yang belum kokoh untuk tetap nulis sekarang ini. Bahkan saya khawatir jika tantangan ini berhenti membuat saya jadi malas-malasan kembali. Cuman 30 hari doang soalnya. Saya pun berinisiatif buat tema-tema yang pengen saya angkat beserta kapan-kapan aja nulisnya dan upload.

Nantinya setelah dari tantangan ini, saya ingin menjadwalkan pula untuk membuat puisi, blog sama belajar tentang copywriting, SEO, content writing dan personal branding untuk konten media sosial (soalnya sepi banget tuh IG kaya kuburan, postingan cuman satu). Sama nulis opini di beberapa platform yang membayar opini kita kalau di-upload. Kan lumayan dapet duit.

Mulai dari memaksa diri agar mau menulis meski masih amburadul sampai bisa konsisten dengan membuat jadwal posting biar kaya blogger-blogger atau content creator di luar sana. Sambil sedikit-sedikit pasti bisa nulis sesuai bahasa umumnya dan mudah menarik pembaca agar lebih lama menikmati ketikan kita.

“Kalau cara lain versi kalian ada nggak? Punya saya ini doang soalnya. Nggak ada lagi. Bisa kali share di komen aja. Berbagi itu indah dan luar biasa kalau kata Patrick Star.”

Share:

0 comments:

Posting Komentar