Kamis, 25 Januari 2024

Dibalik Halaman Jadi Layar


Ngebahas rekomendasi film nih. Ada nggak yang punya rekomendasi film selain drakor karena banyak banget berkeliaran di beranda kalian mungkin. Saya kurang suka gitu kalau isinya percintaan mulu, kecap-kecup walaupun ada pesan yang pengen disampein, cuma ya....gitu. Maaf nih bukan mau menyinggung atau merendahkan buat kalian yang suka genre demikian. Ya...sok aja atuh. Ini hanya masalah selera’kan nggak masalah dong.

“Bang, berarti lu nggak suka film korea.” Ya ada beberapa sih. Nanti ada satu yang bakal saya bedah (dokter kali bedah), ehhh saya akan bahas. Karena saya suka drakor kalau disitu memang banyak nilai yang bisa diambil. Terlalu pemilih sih saya. Begitu juga di Indonesia, kalau ada film kayak cinta-cintaan bucin gitu auto skip, kecuali nilai yang mau disampaikan lebih banyak dibanding scene cinta-cintaan itu.

Sebagai penikmat film pemula seperti saya, saya menikmati film jika ada unsur komedi dan berisi nilai-nilai yang berguna di masyarakat. Saya ada rekomendasi film sesuai syarat tadi dari Indonesia dan sudah rilis hampir 10 tahun, yaitu Bangun Lagi Dong, Lupus.

Sumber : Indonesia Film Center

Bangun Lagi Dong Lupus adalah film komedi romantis remaja yang dirilis pada tahun 2013. Film ini merupakan adaptasi bebas dari novel Bangun Lagi Dong Lupus karya Hilman Hariwijaya. Film ini dibintangi oleh antara lain Miqdad Addausy, Acha Septriasa, Kevin Julio, Alfie Affandy, Jeremy Christian, Fabila Mahadira, Eko Patrio, Deddy Mizwar, Cici Tegal dan lain-lain. Film ini bermula dari kepindahan Lupus (Miqdad Addausy) ke SMA Merah-Putih. Kemudian alur cerita film ini berkisar pada usaha Lupus memenangkan hati Poppy (Acha Septriasa) dari pacarnya Daniel (Kevin Julio), interaksinya dengan sahabat-sahabatnya Gusur (Jeremy Christian), Boim (Alfie Alfandy), dan Anto (Fabila Mahadira) serta usaha mereka memenangkan lomba penelitian Eco Green. (Sumber Wikipedia)

Sinopsis

Sumber : Indonesia Film Center

Bangun Lagi Dong Lupus memuat kisah persahabatan yang dibalut dengan kisah romantis antara tokoh-tokohnya. Bermula dari kepindahan Lupus ke SMU Merah Putih dan bertemu dengan Poppy. Terjadilah cinta dua hati yang terlarang. Lupus dan Poppy sama-sama suka, padahal Poppy sudah punya kekasih yaitu Daniel. Cinta segi tiga itu terus diperjuangkan oleh Lupus.

Sementara itu Lupus bertemu dengan sahabat-sahabat barunya yang unik-unik. Ada Gusur, sang seniman sableng yang bercita-cita mempunyai rumah sangat sederhana untuk Engkongnya yang selama ini numpang di rumah kakak iparnya. Ada juga Boim, playboy cap Duren Tiga yang sehari-harinya dikejar-kejar Debt Collector karena ibunya meminjam uang buat modal berdagang kain. Ada juga Anto, sang gadget mania yang punya segudang cita-cita yang sangat futuristik dan sangat berhubungan dengan game online. Termasuk ingin memiliki teman.

Konflik pun terjadi antara Daniel dan Lupus yang memperebutkan Poppy sebagai piala, antara kekasih lama dan kekasih baru. Sementara itu Lupus sering membantu Poppy mengerjakan tugas-tugas dari kepala sekolah yang dibebankan kepada Poppy.

Tak hanya itu, konflik lain terjadi di antara para sahabatnya. Gusur dengan ibu warung tempat Gusur berhutang, juga dengan Boim dan Debt Collector, juga antara Anto dengan ide besarnya untuk membuat penelitian tentang lingkungan hidup (Eco Green).

Kebingungan terjadi di hati Poppy, apakah dia akan memilih Lupus atau tetap bertahan dengan Daniel? Sementara itu Lupus memenangkan hadiah uang tunai dan beasiswa untuk sekolah di luar negeri, atas keberhasilannya membuat penelitian tentang Eco Green. Apakah Lupus memilih meninggalkan Poppy dan menyelesaikan beasiswanya? Atau menunggu jawaban Poppy?

Sumber : Indonesia Film Center

Bagaimana Lupus memberikan uang tunainya dari hasil memenangkan penelitian tentang Eco Green untuk membantu teman-temannya? Salah satunya Gusur , yang ingin membelikan rumah untuk Engkongnya dan membayar hutang-hutangnya. Begitu juga dengan Boim yang ingin terbebas dari jeratan Debt Collector. (Sumber ID Film Center)

Ulasan

Film ini mengarahkan kita kepada sang tokoh utama, Lupus. Sosok kakak yang harus menjaga dua orang, yaitu ibu dan adik perempuannya semenjak kepergian ayahnya. Lupus digambarkan sebagai seorang yang humble, ramah, murah senyum, setia kawan dan paling sulit menolak permintaan orang lain. Karena sifat inilah dia memiliki teman-teman walaupun unik dan banyak masalah, tapi apapun mereka selesaikan dengan bersama-sama.

Jalan ceritanya pun cukup menarik walaupun di awal sudah disuguhi konflik antara Lupus dengan Poppy. Alur dan latar juga sangat enak dinikmati dengan berbagai komedi di dalamnya saling melengkapi film ini. Cara tokoh utama ketika menghadapi masalah begitu tenang dan sigap. Salah satunya membuatkan Gusur sebuah blog untuk menjual lukisan dan puisinya di internet, ikut membantu Boim melunasi hutang dari Debt Collector hingga mencari engkongnya si Gusur yang kabur dari rumah kakak iparnya.

Interaksi yang dibangun antara Lupus dan Poppy dapet banget feel-nya meski terkadang ada beberapa scene agak sedikit canggung dalam percakapan dua orang ini. Lupus juga begitu sayang kepada ibunya. Dia langsung minta maaf ketika ibunya menangis karena Lupus pulang terlambat saat hangout dengan Poppy. Lupus memiliki semangat dan tekad yang hebat. Terbukti saat dia mampu menyelesaikan projek Eco Green-nya tepat waktu ditambah membantu Poppy menyelesaikan majalah sekolah.

Dari Film ini, kita bisa belajar mengenai tiga peran. Pertama, seorang anak yang berusaha semaksimal bertanggung jawab dalam melindungi keluarganya. Kedua, seorang teman yang selalu ada dan siap menolong apapun keadaanya dan bagaimanapun sifat temannya. Ketiga, seorang laki-laki yang apa adanya di depan wanita yang disukainya sekalipun. Saya sangat suka film-film kaya gini. Fokus pada tujuan bermanfaat contohnya ikut lomba  Eco Green (masih ada nggak sih lomba kaya gini. Kurang update saya). Nggak terlalu menonjolkan yang tidak terlalu penting sama minim percintaan. “Bang, kan nggak ada cinta-cintaan yang terlalu intens’kan.” Iya juga sih….cuman masih ada satu dua adegan yang menunjukkannya walau nggak masalah juga sih. Kalau mau dihilangkan juga pasti banyak pertimbangan. Siapa saya menyuruh produser dan sutradara menghilangkan adegan cinta-cintaan (walau pengennya gitu). Cuman ini okelah nggak terlalu banyak. Sulit juga kalau coba dihilangkan di tengah masyarakat yang sudah memaklumi hal demikian.

Nilai : 8/10

"Kalau rekomendasi film dari kalian seperti apa? Semoga nggak kehabisan tiket nonton priemere-nya sampai bela-belain make uang buat bayar SPP."
Share:

0 comments:

Posting Komentar