Selasa, 02 Januari 2024

Menjelajahi Jalan Menuju Pekerjaan Impian Selangkah Demi Selangkah


Balik lagi bersama penulis pemula yang sedang berusaha membesarkan blog kecil ini. Kemarin sudah mengenal sedikit bagaimana bentukan saya, ‘apa belum sempat baca’. Nih, saya kasih halamannya tinggal klik disini aja (kalau bisa, disebar juga di media sosial kalian atau circle asik kalian biar banyak yang baca).

Sumber : Facebook

Oke, pembahasan kali ini mungkin agak serius, yakni pekerjaan impian atau bahasa kerennya “Dream Job” (gila sok inggris banget). Kalau belum tahu, sebenarnya pekerjaan impian itu nggak jauh beda sama cita-cita sewaktu kecil yang sering gonta-ganti kaya kartun Upin-Ipin. Saya pun mempunyai banyak jalan terjal ketika menentukan pekerjaan impian.

Awalnya Pengen Jadi Tentara

Sumber : Brilio

Saya juga lupa apa yang memicu saya ingin menjadi tentara kalau besar nanti. Mungkin karena dulu pas kecil karena disewain baju, didandanin kaya tentara terus difoto buat kenang-kenangan kali, ya. Nggak tahu juga sih. Mana pas foto kelihatan ngantuk lagi (nggak ada fotonya sekarang, males juga diunggah). Hingga kelas 6 SD, cita-cita jadi tentara masih bertahan.

Pernah waktu itu, saya bilang “aku pengen jadi tentara Inggris”, terus disahutin sama temen saya, “Ya, udah kalau pengen jadi tentara Inggris, pindah sana ke Inggris.” Padahal saya cuman ngibul’kan, ya. Tahu sendiri seberapa random-nya bocah-bocah SD waktu itu. Tapi sudahlah.

Punya Keinginan Membentuk Band

Sumber : Facebook

Seperti yang saya tulis di blog sebelumnya, sewaktu SMP, saya juga mau bikin Band atau Boyband. Awalnya pengen nge-band biasa bareng temen-temen kelas 8D sebut aja G, A, S dan G (udah kaya pelaku kriminal aja pake inisial). Nah, vokalisnya saya (nggak tau juga suaranya bagus atau enggak), G megang keyboard, terus si A sama S main bass, terakhir G paling belakang main drum. Tapi itu ekspektasinya, untuk realitanya kalian tebak sendiri ajalah.

Kemudian naik kelas 9B, mulai pengen ganti orang soalnya sudah pisah kelas sama teman yang sebelumnya. Saya bergaul sama sebut saja AZ sama AR (sengaja inisial lagi biar kalau orangnya baca nggak marah). Di situ kami sering bareng, kadang nyanyi lagu barat bareng, baik yang lagi trending atau yang lain. Mulai dari Charlie Puth sampai Bruno Mars sudah kenyang kita nyanyikan. Di luar sekolah juga ada sebut saja si AG sama NA (saya tahu orangnya cuman kurang akrab aja, tapi ngayal mereka bakal gabung dengan senang hati meski mustahil).

Saya paling suka lagu barat lawas dari Boyband 90’s. Alasannya suka aja sih apalagi Boyband 90-an karena mereka keren banget pas memadukan vokal satu dengan yang lain tanpa banyak dance-nya (Bukan bermaksud nyindir siapapun, tolong jangan serang saya). Tapi bener deh, coba kalian yang memang mengikuti era Boyband 90-an apapun zaman kalian pasti sama pemikirannya. Saya sering juga abis pulang sekolah atau pas libur, buka komputer terus dengerin lagi-lagu dari Boyband 90’s, akhirnya jadi earworm sendiri.

Namun semua tadi hanya angan-angan yang sukar digenggam tangan. Yap betul. Karena satu dan lain hal semua yang kalian baca sebelumnya hanya kesia-siaan yang berakhir KEGAGALAN.

Sempat Tidak Punya Kepastian

Sumber Asli : Media Suara

Masuk di bangku SMK. Buat info kalian saja, saya masuk SMK tempat saya sudah lulus sekarang karena ikut-ikutan temen si AR kalau kalian masih ingat. Ya gimana lagi di keluarga juga nggak ada rekomendasi lain selain SMK Favorit yang saingannya NEM-nya diatas 4.0 semua. Akhirnya masuk SMK itu (yang penting Negeri sesuai keinginan ortu).

Saya daftar di jurusan Penyiaran Radio & Televisi (masih gabung di zaman saya, tapi sekarang sudah terpisah kaya hubungan kalian, maaf canda). Dan ajaibnya, temen saya tidak lolos tes masuk. Di situlah saya bingung ke depan mau ngapain, setidaknya kalau dia masuk, kita bisa bareng-bareng buat nentuin ke depannya mau jadi apa, tapi sudahlah sudah lewat juga.

Karena sepasrah itu, akhirnya pas guru tanya mau jadi apa, saya jawab aja, “pengen jadi penyiar radio.” saking nggak ada kepastian.

Pada Akhirnya Saya Menemukannya

Sumber Asli : Meme Arsenal

Singkat cerita, saya lulus SMK tahun 2019. Dan seperti orang-orang yang kalau tidak punya biaya buat lanjut kuliah (kalian pasti tahulah), saya mulai melamar kerja yang sebagian besar tidak ada hubungannya dengan jurusan saya. Karena ngelamar sana-sini nggak dapet-dapet, ibu nyuruh ikut Pelatihan Kerja lagi di UPTD BLK. Yaudah mau nggak mau daripada nganggur ditambah dapet uang juga. Di situ saya kenalan sama teman-teman yang nggak jauh juga usianya rata-rata.

Berjalan beberapa waktu, mungkin setengah bulan. Dalam diri ada terbesit pertanyaan tentang Mark Zuckerberg yang membangun Facebook, Bill Gates dengan Microsoft-nya serta Larry Page dan Sergey Brin lewat Alpabhet (Sebut aja Google biar gampang). Banyak pertanyaan di kala itu langsung saya searching sampai menemukan kata start-up, ternyata mereka memulai perusahaan besar mereka dengan merintisnya dari awal. Dari situ, saya mulai ada ketertarikan dengan hal-hal yang berhubungan start-up, saya juga tertarik dengan apapun terkait teknologi sih, jadi mungkin tidak sulit.

Tapi itu tadi, seperti ngarep tinggi sama dedeman kalian tapi dianya milih yang lain, akhirnya apa? Betul..kecewa karena berekspektasi tinggi. Tidak semudah itu membangun start-up kalau dari orang yang menjalaninya tidak punya perjuangan lebih untuk mencapainya.

Menyatukan Antara Passion dan Profesi

Sumber Asli : dbe.png

Saya meyakini kalau pekerjaan impian adalah yang bisa menyatukan antara passion dengan profesi. Tidak ada yang salah apabila seorang ahli botani bisa menciptakan lagu, bukan hal tabu jika dokter hewan menggeluti fotografi dan tidak masalah petani senang mengotak-atik perangkat keras komputer. Yang jelas mereka menikmati setiap hal yang diperbuat meski lelah sering menghampiri.

“Jadi, pekerjaanmu apa, bang?” iya juga sih, kesel juga kalau kalian membaca blog kecil ini tapi tidak ada intinya. Saya sebenarnya kerja sebagai kasir toko, tapi sangat tertarik dunia programming dan kepenulisan. Walaupun diantara kedua bidang tadi masih belum ada yang terlalu saya fokuskan, tapi saya percaya akan bisa mengerjakan keduanya beriringan (selama niat dan maksain).

"Kalau kalian bagaimana? Sudah punya pekerjaan impian atau masih menerka-nerka seperti angan-angan kalian bisa bersama dia."

Entahlah.

Share:

4 komentar:

  1. kakak bisa lhooo ikutan pelatihan2 buat programmer gitu, di instagram banyak kok, kak, akun-akun instagram untuk pelatihan-pelatihan gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan banyak lagi, kak... Bejibun saking banyaknya dan saya sudah ikut beberapa.
      Cuman jeleknya perangai saya tuh kebanyakan nunda (maaf kalau excuse)

      Hapus
  2. Belajar programming jaman sekarang sangatlah mudah, youtube dan bootcamp banyak kak. Yang terpenting jangan lelah belajar karena saingan di dunia IT banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak. Terima kasih semangatnya. Semoga kak Albert bisa menggapai keinginannya juga, ya.
      Aamiin.

      Hapus