Zaman sekarang entah kenapa
kesehatan mental menjadi suatu topik yang serius bahkan akhir-akhir ini .
Banyak kejadian yang didasari oleh masalah dalam mental yang harus diatasi
segera, mulai dari stres berat hingga terburuknya mengakhiri nyawa. Belum lagi
istilah-istilah baru yang muncul di beranda-beranda media sosial kalian atau di
sekitar tongkrongan sok asik kalian. Kita tidak akan gampang terserang
mentalnya apapun serangannya dulu, sekarang malah gampang banget keganggu.
Merasa anxiety lah, butuh healing, kesenggol
dikit kena mental illness dan segala
macam sebutan-sebutan yang bakal nyelonong di pembicaraan kalian.
Lalu apa yang membedakan
orang-orang yang disebut gen-z ini lebih mudah terkena masalah
mental dibanding era sebelumnya? Sebenarnya banyak faktor sih. Salah satunya
bisa jadi dari pola didik orang tua. “Gimana
tuh bang maksudnya?”. Contoh...Kalau di sekolah, kita pasti ada aja ulahnya
dan wajar guru menghukum sampai nyerang fisik itu udah biasa. Kalau lapor orang
tua pun auto dihantam ulang. Sekarang
dipukul dikit aja, orang tua langsung lapor polisi, minta pelaku yang sejatinya
guru yang mendidik dipenjara bahkan dimintai ganti rugi (pernah liat berita
juga cuma gara-gara ditegur salat, guru dilaporkan ke polisi dan didenda 50
juta. Udah gila kali).
Bisa juga karena pola didik yang
keras menjadikan mereka minder di lingkungan atau dari lingkungannya sendiri
yang dilingkari sebuah aturan yang tidak cocok untuk orang yang nggak asik
gitu. Dengan begitu banyaknya faktor yang menyebabkan masalah mental ini harus
mendapat perhatian lebih ini, kita mesti pintar-pintar menjaga mental kita agar
tetap dalam kewarasan pada umumnya. Jadi gimana caranya? Nah, sebagai penulis
pemula nan amatir di blog kecil ini, saya akan memulai dengan beberapa tips versi
saya (mungkin beberapa relate walau
nggak banyak juga sih) dan hanya dua saja pasti akan membuat kalian bisa
sedikit mengontrol masalah mental ini.
Menjaga
Hubungan dengan Yang Maha Kuasa
![]() |
Sumber : Pixabay |
Percayalah semua hal buruk
apapun itu termasuk masalah mental ini tidak terlepas dari dua hal, pertama
sebagai ujian dan cobaan yang membuat kita semakin kuat atau kedua sebagai
balasan atas segala dosa yang kita perbuat. Allah mau kita selalu kembali
kepada-Nya. Bukan hanya lima menit, satu jam atau sehari tapi setiap saat dan
setiap detik. Usahakan sehari ada hal ada yang bisa mendekatkan kita kepada
Allah, entah itu melalui ibadah wajib (paling ditekankan) atau perbuatan
sehari-hari. Bisa menolong orang yang kesusahan, memberi uang atau makan kepada
yang membutuhkan, menebar senyum kepada siapa saja, bertutur kata santun. Maksimalin
juga setiap ibadah sunnah semisal dzikir pagi-sore.
Evaluasi
Diri Secukupnya, Sisanya Bodo Amat
![]() |
Sumber : Popmama |
Omongan manusia tidak harus
ditolak semua namun ditelan mentah-mentah juga. Mungkin maksud mereka baik,
hanya cara mereka saja yang menyebalkan. Jadi evaluasi diri secukupnya, kalau
semisal ada yang bilang kurang ramah, belajarlah senyum di situasi tertentu.
Arti ‘secukupnya’ maksud saya adalah
semampunya terlihat baik menurut pandangan masyarakat umum walau kita agak
kurang nyaman. ‘Kalau begitu kita tidak
bisa diri kita dong.’. Masih bisa di tempat lain yang tidak ada kumpulan
manusia tadi, kita masih bisa jadi apa yang kita mau selama sesuai dengan norma
yang berlaku. Sisanya bodo amat peduli bagong kata Kang Reza di channel Saqahayang. Untuk seni bersikap bodo amat
seperti apa, coba baca buku ini (Ahhh....pengen di-affiliate-in biar dapet duit).
BONUS
![]() |
Sumber : Pixabay |
Wah....bonus, bonus gini udah kaya fasilitas di e-course aja ini. Sebelumnya saya bilang kalau cuma dua cara dalam menghadapi kesehatan mental, tapi ini bisa menjadi pelengkapnyalah, yakni BE POSITIVE. Hal ini akan membalut dua elemen tadi agar menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Dengan melatih diri bersikap positif ini juga akan meminimalisasi dampak buruk lainnya dari mental health ini.
Oh iya, hampir lupa. Kalau masalah kalian begitu berat, jangan sungkan-sungkan untuk konsultasi ke psikolog (ke situ bukan karena gangguan jiwa juga kali). Tapi itu juga menjadi cara kita mengatasi masalah mental ini. Bang, males kalau keluar rumah gitu. Ada yang online, nggak?". Karena saya sudah tau kalau kalian bakal ngomong begitu, kalian bisa langsung meluncur aja ke akun-akun Instagram seperti qalbooapp, pijar psikologi, meaningful.me, get.kalm, loadinginsightprocess, ibunda.id, psikologid, riliv. Itu tadi beberapa akun yang saya ikuti juga. Semoga bisa membantu kalian juga. Ada referensi lain? Tulis bae di komen.
“Semoga kalian dapat menjaga mental masing-masing agar tetap sehat dari luar dan dalam serta mengurangi berita mas-mas manjat menara sutet 45 meter gara-gara ditolak cewek.”
0 comments:
Posting Komentar