Saya harap ini tidak
disebut resolusi tahun baru atau rencana-rencana omong kosong yang sering saya
rancang sebelum atau awal pas tahun baru. Jujur, capek banget kalau harus
merencanakan tanpa eksekusi yang serius dan konsisten dalam melakukannya. Saya
rekapkan kesia-siaan saya 3 tahun belakangan ini. Dimulai tahun 2020, saya
mengikuti beasiswa programming yang diadakan Dicoding, tapi nggak selesai. Di
tahun 2021, ikut beberapa kelas online programming ditambah sok ngide ikut
kelas online UI/UX Design dengan hasil yang nggak ada bedanya dengan tahun
sebelumnya. Di tahun yang sama, ikut kelas online desain grafis dan iklan dari
Muslim Creator Class.
Tahun 2022, saya
mau resign dari pekerjaan saya setelah 2 tahun lamanya
menjadi karyawan tata usaha di Lembaga Pendidikan Banyumanik. Nah, bukannya
menyimpan uang untuk jaga-jaga malah dibuat langganan kelas online dari
Dicoding 3 bulan sekitar 1 juta lebih dikit (tahun 2020 malah 500 ribu bisa
langganan 1 tahun kalau tidak salah) dan bootcamp programming seharga 500 ribu
rupiah dengan nyicil 2 bulan. Diperparah uang saya habiskan untuk ikut e-course dari
Niomic (tapi lifetime access sih. Jadi, don’t mind).
Sempat nganggur 9 bulan
sampai akhirnya Januari 2023, dapet kerja baru jadi kasir toko alat tulis
kantor & alat jahit. Lagi-lagi, penyakit boros beli hal-hal yang nggak
diseriusin dari kursus UI/UX yang nggak selesai karena laptop sudah error kalau
buka yang berat-berat atau multitasking pas searching banyak-banyak.
Beli juga kursus cara jadi produktif (nggak jadi produktif karena emang nggak
dipelajari lebih lanjut sama sekali sih dari saya sampai tutup operasional).
Nah, dengan pengalaman
buruk itulah saya pengen di tahun ini benar-benar mempelajari hal-hal di bawah
ini agar layaknya kata netizen yang super benar itu ‘New Year New Me’ (Asik
dah).
![]() |
Sumber : KnowYourMeme |
Fokus Menggeluti Dunia Kepenulisan
![]() |
Sumber : Pixabay |
Menulis bukan hanya tentang menggoreskan tinta untuk mengungkapkan cerita yang hendak disampaikan, tapi juga soal hard skill yang paling dicari beberapa tahun terakhir. Salah satunya blogging yang sedang saya geluti. Saya juga mengikuti online course copywriting dari HabisKerja, SEO Content Writing dari Kolonee.id serta sempat mengikuti kelas editing pemula dan lanjutan (yang lanjutan belum selesai karena tidak menyelesaikan tugas edit novel penulis). Mungkin akan fokus akan lebih banyak ke blogging, sisanya sebagai skill tambahan. Syukur-syukur dapet satu project dari skill tambahan tadi buat beli laptop baru.
Saya
tidak menutup kemungkinan nulis juga di beberapa media buat tambahan uang jajan
atau nabung tipis-tipis, seperti di IDN Times (udah ada tulisan, tapi baru
satu. Bisa cek disini), Mojok.id, Sediksi dan semisalnya buat nulis artikel
opini dan bisa juga menulis puisi di platform
lain diantaranya BasaBasi.co, BacaPetra, dan sebagainya. Mungkin juga jadi
penulis artikel tetap di Kontenesia/Kontenius (nggak tau beda atau sama platform). Dengan menulis saja tidak
cukup sebenarnya. SEO, Google
Analytic, Link Building dan hal-hal yang berhubungan dengan dunia blog tidak
boleh lewat dari daftar yang harus dipelajari.
Melatih Kembali Kemampuan Bahasa Inggris
![]() |
Sumber : GGWP.ID |
Saya belajar bahasa inggris sudah dari kelas 2 SD dan sudah tertarik sama pelajaran ini sejak saat itu. Kalau masalah speaking dan listening hanya perlu digodog lebih matang lagi aja. Cuma dengerin orang saya sedikit paham apalagi berbincang dengan lawan bicara hanya perlu menambah kosa kata saja. Akan tetapi, reading lumayan so-so lah tapi masih kacau sekali. Nah, writing......ehhhh, kaya perlu balik ke pelajaran SD deh karena masih bingung dalam penempatan kalimat.
Sempat
ikut kelas conversation setiap hari
rabu bareng mentor RWID, namun saya hanya bertahan 5 – 6 bulan (kalau nggak
salah) dan kalau mau ikut lagi bingung karena sistemnya kaya diubah sedikit
gitu, jadi agak bingung. Saya berencana (mulai lagi nih penyakit saya) ikut kelas
di English Lab dan ....... untuk
mematangkan lagi pelajaran favorit saya ini.
Menambah Skill Lain
![]() |
Sumber : Freepik |
Menambah skill tambahan lainnya ini pasti sedikit ganggu fokus belajar saya di dunia kepenulisan. Tapi ini hanya selingan untuk promosi kemampuan saya ke orang lain lewat internet. “Bang, skill-nya apa aja kalau boleh tau?” (tumben penasaran). Rencananya saya ingin belajar skill diantaranya Bikin Konten bareng Konsisten30Hari, Desain Grafis dengan Canva (Muslim Creator Class), Edit Video dengan Capcut (Muslim Creator Class). Itu aja dulu nanti kebanyakan ikut nggak dipelajari lagi.
Akhir-akhir
ini, saya pengen juga ikut affiliate
marketing. Mungkin ini agak distraksi juga, ya. Untuk tempatnya mungkin
seperti HabisKerja, Niagahoster, Ratakan dan lain-lain. Belum diseriusin banget
sih, hanya kalau bisa closing
beberapa orang aja agak lumayan sih.
Belajar Freelancing
![]() |
Sumber : Legiit.com |
Saya terinspirasi dari akun Zen Writer. Di salah satu postingannya dijelasin yang intinya daripada belajar sampai ahli baru terjun ke dunia freelancing mending belajar sambil benerin profil dan nyari project. Bukan tidak mungkin ada yang nyangkut walaupun skill masih pas-pasan. Kalau belum, ya....nambah portofolio lewat fake project atau study case sekalian ngerapiin CV dan profil.
Buat
platform penyedianya bisa di projects.co.id dan fastwork karena mungkin agak cocok untuk pemula. Linkedin dan Instagram bisa menjadi opsi tempat mencari atau dicari klien karena
tinggal optimasi portofolio di situ.
Terus Belajar Programming-nya Gimana?
![]() |
Sumber : Imgflip |
Kemungkinan besar saya tunda sementara seperti waktu belakangan. Saya sendiri jujur stuck di materi CSS. Pusing tuh saya disitu padahal belum masuk bahasa pemrograman sesungguhnya. Kalau disambi pun malah ngerusak fokus juga sih. Paling bisa kalau saya sudah resign dari kerja. Nah, banyak waktu nganggur di situ. Pagi belajar tentang kepenulisan, siang belajar skill tambahan, malam belajar ngoding (kalau bisa lebih cepat, lebih baik).
Tapi
tenang saja, saya tidak lupa tujuan saya karena saya masih tertarik dengan
dunia programming. Ibaratnya nulis
tuh buat nyari tambahan (semoga dapet lebih banyak uang di sini juga). Lagipula,
ada beberapa platform buat artikel programming yang nulis tutorial receh
pun dapet $150 dollar. Lumayan’kan. Kalau bisa mengkombinasikan dua skill tanpa mengorbankan salah satu
kenapa enggak gitu’kan. Kalau kata pepatah, ’sekali
mendayung, dua tiga benua terlewati’.
Tentu saja hal-hal
diatas akan kembali mengulang memori buruk tahun-tahun lalu kalau masih tidak
ada kemauan keras untuk berubah dari saya sendiri. Kadang saya pengen ngehajar
diri saya sendiri sambil bilang, “Woy, belajar cepet pengen ketinggalan lagi
loe. Heh.” Kaya gitu kira-kira. Apalagi tahun ini saya mau resign lagi,
jadi harus buru-buru dapet skill baru, bikin portofolio
dan terjun freelance sih. Mohon doanya, para pembaca yang
budiman seluruhnya.
“Di tahun serba politik dengan istilah-istilah membingungkannya ini, kalian pengen belajar hal baru apa sih? Atau masih belajar berhenti menjadi badut untuk dia. Kasiannn.”
![]() |
Sumber : Idn Times |
Jangan menyerah kak,, banyak yang belum bisa bahasa inggris dengan baik dan benar. sprt saya ini,, hehehehe.
BalasHapusIya, kak. Terima kasih atas dukungannya.
HapusTenang, kak. Masih banyak kesempatan. Akan ada waktunya kakak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar kok.
Tetap semangat, kak.
Aku juga pernah beradad di fase impulsif kayak gt, tapi beruntungnya cepat sadar dan berhenti. Pada dasarnya kita harus menemukan unsur "why" dari semua yang kita lakukan dan sebelum menuntut kualitas, saat menciptakan kebiasaan baru menurutku lebih baik mendahulukan kuantitas. Tetap semangat!
BalasHapusIya sih, kak.
HapusPada akhirnya yang harus memutuskan lingkaran setan itu tadi ya kita sendiri juga. Nggak bisa orang lain ikut, kecuali hanya ngasih saran.
Terima kasih, kak atas dukungannya.
Selamat juga, kak!