Jumat, 12 Januari 2024

Mendalami Keterampilan Baru Sesuai Permintaan Pasar

Saya harap ini tidak disebut resolusi tahun baru atau rencana-rencana omong kosong yang sering saya rancang sebelum atau awal pas tahun baru. Jujur, capek banget kalau harus merencanakan tanpa eksekusi yang serius dan konsisten dalam melakukannya. Saya rekapkan kesia-siaan saya 3 tahun belakangan ini. Dimulai tahun 2020, saya mengikuti beasiswa programming yang diadakan Dicoding, tapi nggak selesai. Di tahun 2021, ikut beberapa kelas online programming ditambah sok ngide ikut kelas online UI/UX Design dengan hasil yang nggak ada bedanya dengan tahun sebelumnya. Di tahun yang sama, ikut kelas online desain grafis dan iklan dari Muslim Creator Class.

Tahun 2022, saya mau resign  dari pekerjaan saya setelah 2 tahun lamanya menjadi karyawan tata usaha di Lembaga Pendidikan Banyumanik. Nah, bukannya menyimpan uang untuk jaga-jaga malah dibuat langganan kelas online dari Dicoding 3 bulan sekitar 1 juta lebih dikit (tahun 2020 malah 500 ribu bisa langganan 1 tahun kalau tidak salah) dan bootcamp programming seharga 500 ribu rupiah dengan nyicil 2 bulan. Diperparah uang saya habiskan untuk ikut e-course dari Niomic (tapi lifetime access sih. Jadi, don’t mind).

Sempat nganggur 9 bulan sampai akhirnya Januari 2023, dapet kerja baru jadi kasir toko alat tulis kantor & alat jahit. Lagi-lagi, penyakit boros beli hal-hal yang nggak diseriusin dari kursus UI/UX yang nggak selesai karena laptop sudah error kalau buka yang berat-berat atau multitasking pas searching banyak-banyak. Beli juga kursus cara jadi produktif (nggak jadi produktif karena emang nggak dipelajari lebih lanjut sama sekali sih dari saya sampai tutup operasional).

Nah, dengan pengalaman buruk itulah saya pengen di tahun ini benar-benar mempelajari hal-hal di bawah ini agar layaknya kata netizen yang super benar itu ‘New Year New Me’ (Asik dah).

Sumber : KnowYourMeme


Fokus Menggeluti Dunia Kepenulisan

Sumber : Pixabay

Menulis bukan hanya tentang menggoreskan tinta untuk mengungkapkan cerita yang hendak disampaikan, tapi juga soal hard skill yang paling dicari beberapa tahun terakhir. Salah satunya blogging yang sedang saya geluti. Saya juga mengikuti online course copywriting dari HabisKerja, SEO Content Writing dari Kolonee.id serta sempat mengikuti kelas editing pemula dan lanjutan (yang lanjutan belum selesai karena tidak menyelesaikan tugas edit novel penulis). Mungkin akan fokus akan lebih banyak ke blogging, sisanya sebagai skill  tambahan. Syukur-syukur dapet satu project dari skill  tambahan tadi buat beli laptop baru.

Saya tidak menutup kemungkinan nulis juga di beberapa media buat tambahan uang jajan atau nabung tipis-tipis, seperti di IDN Times (udah ada tulisan, tapi baru satu. Bisa cek disini), Mojok.id, Sediksi dan semisalnya buat nulis artikel opini dan bisa juga menulis puisi di platform lain diantaranya BasaBasi.co, BacaPetra, dan sebagainya. Mungkin juga jadi penulis artikel tetap di Kontenesia/Kontenius (nggak tau beda atau sama platform). Dengan menulis saja tidak cukup sebenarnya. SEO, Google Analytic, Link Building dan hal-hal yang berhubungan dengan dunia blog tidak boleh lewat dari daftar yang harus dipelajari.


Melatih Kembali Kemampuan Bahasa Inggris

Sumber : GGWP.ID

Saya belajar bahasa inggris sudah dari kelas 2 SD dan sudah tertarik sama pelajaran ini sejak saat itu. Kalau masalah speaking dan listening hanya perlu digodog lebih matang lagi aja. Cuma dengerin orang saya sedikit paham apalagi berbincang dengan lawan bicara hanya perlu menambah kosa kata saja. Akan tetapi, reading lumayan so-so lah tapi masih kacau sekali. Nah, writing......ehhhh, kaya perlu balik ke pelajaran SD deh karena masih bingung dalam penempatan kalimat.

Sempat ikut kelas conversation setiap hari rabu bareng mentor RWID, namun saya hanya bertahan 5 – 6 bulan (kalau nggak salah) dan kalau mau ikut lagi bingung karena sistemnya kaya diubah sedikit gitu, jadi agak bingung. Saya berencana (mulai lagi nih penyakit saya) ikut kelas di English Lab dan ....... untuk mematangkan lagi pelajaran favorit saya ini.


Menambah Skill Lain

Sumber : Freepik

Menambah skill tambahan lainnya ini pasti sedikit ganggu fokus belajar saya di dunia kepenulisan. Tapi ini hanya selingan untuk promosi kemampuan saya ke orang lain lewat internet. “Bang, skill-nya apa aja kalau boleh tau?” (tumben penasaran). Rencananya saya ingin belajar skill diantaranya Bikin Konten bareng Konsisten30Hari, Desain Grafis dengan Canva (Muslim Creator Class), Edit Video dengan Capcut (Muslim Creator Class). Itu aja dulu nanti kebanyakan ikut nggak dipelajari lagi.

Akhir-akhir ini, saya pengen juga ikut affiliate marketing. Mungkin ini agak distraksi juga, ya. Untuk tempatnya mungkin seperti HabisKerja, Niagahoster, Ratakan dan lain-lain. Belum diseriusin banget sih, hanya kalau bisa closing beberapa orang aja agak lumayan sih.


Belajar Freelancing

Sumber : Legiit.com

Saya terinspirasi dari akun Zen Writer. Di salah satu postingannya dijelasin yang intinya daripada belajar sampai ahli baru terjun ke dunia freelancing mending belajar sambil benerin profil dan nyari project. Bukan tidak mungkin ada yang nyangkut walaupun skill masih pas-pasan. Kalau belum, ya....nambah portofolio lewat fake project  atau study case sekalian ngerapiin CV dan profil.

Buat platform penyedianya bisa di projects.co.id dan fastwork karena mungkin agak cocok untuk pemula. Linkedin dan Instagram bisa menjadi opsi tempat mencari atau dicari klien karena tinggal optimasi portofolio di situ.

 

Terus Belajar Programming-nya Gimana?

Sumber : Imgflip

Kemungkinan besar saya tunda sementara seperti waktu belakangan. Saya sendiri jujur stuck di materi CSS. Pusing tuh saya disitu padahal belum masuk bahasa pemrograman sesungguhnya. Kalau disambi pun malah ngerusak fokus juga sih. Paling bisa kalau saya sudah resign dari kerja. Nah, banyak waktu nganggur di situ. Pagi belajar tentang kepenulisan, siang belajar skill tambahan, malam belajar ngoding (kalau bisa lebih cepat, lebih baik).

Tapi tenang saja, saya tidak lupa tujuan saya karena saya masih tertarik dengan dunia programming. Ibaratnya nulis tuh buat nyari tambahan (semoga dapet lebih banyak uang di sini juga). Lagipula, ada beberapa platform buat artikel programming yang nulis tutorial receh pun dapet $150 dollar. Lumayan’kan. Kalau bisa mengkombinasikan dua skill tanpa mengorbankan salah satu kenapa enggak gitu’kan. Kalau kata pepatah, ’sekali mendayung, dua tiga benua terlewati’.

Tentu saja hal-hal diatas akan kembali mengulang memori buruk tahun-tahun lalu kalau masih tidak ada kemauan keras untuk berubah dari saya sendiri. Kadang saya pengen ngehajar diri saya sendiri sambil bilang, “Woy, belajar cepet pengen ketinggalan lagi loe. Heh.” Kaya gitu kira-kira. Apalagi tahun ini saya mau resign lagi, jadi harus buru-buru dapet skill  baru, bikin portofolio dan terjun freelance sih. Mohon doanya, para pembaca yang budiman seluruhnya.

“Di tahun serba politik dengan istilah-istilah membingungkannya ini, kalian pengen belajar hal baru apa sih? Atau masih belajar berhenti menjadi badut untuk dia. Kasiannn.”

Sumber : Idn Times


 

Share:

4 komentar:

  1. Jangan menyerah kak,, banyak yang belum bisa bahasa inggris dengan baik dan benar. sprt saya ini,, hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak. Terima kasih atas dukungannya.
      Tenang, kak. Masih banyak kesempatan. Akan ada waktunya kakak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar kok.
      Tetap semangat, kak.

      Hapus
  2. Aku juga pernah beradad di fase impulsif kayak gt, tapi beruntungnya cepat sadar dan berhenti. Pada dasarnya kita harus menemukan unsur "why" dari semua yang kita lakukan dan sebelum menuntut kualitas, saat menciptakan kebiasaan baru menurutku lebih baik mendahulukan kuantitas. Tetap semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, kak.
      Pada akhirnya yang harus memutuskan lingkaran setan itu tadi ya kita sendiri juga. Nggak bisa orang lain ikut, kecuali hanya ngasih saran.
      Terima kasih, kak atas dukungannya.
      Selamat juga, kak!

      Hapus