Kamis, 18 Januari 2024

Menangkap Bintang yang Belum Tergapai

 

Manusia pasti memiliki mimpi masing-masing. Entah dari kecil atau baru ketemu di tengah jalan dalam jalur kehidupannya akan ada  mimpi itu. Mimpi menurut saya boleh seliar apapun itu, tapi sebagai seorang muslim, ada syari’at yang menjadi tembok pembatasnya. Bermimpi setinggi langit menembus Pluto yang sudah tidak ada di orbit sah-sah aja. Tapi kembali lagi ada batasnya. Mimpi bisa juga layaknya cita-cita atau seperti tujuan hidup. Saya yang mau berusia seperempat abad dua tahun lagi masih kadang memikirkan ulang tentang mimpi-mimpi saya. Realistis, nggak? Kadang mau nyoba maju ke depan udah kena penyakit nunda-nunda duluan, males-malesan akhirnya mimpi saya terancam seperti proyek di Indonesia, sebagian besar mangkrak.

Kalau kalian terus mantengin blog kecil ini sudah tahulah mimpi saya arahnya mau kemana. Karena memang masalahnya bukan mencari lagi sih, tapi sudah konsisten berproses. Kita nggak mau’kan mimpi hanya menjadi bunga tidur saja. Walau saya sejenak merenung kalau mimpi saya juga kebanyakan sulit. Nggak tau kenapa udah mental block dulu sih.

Tapi kok..kok..kok pengen gitu. Hasrat masih ingin meraihnya. Kalau nanti semisal tidak sesuai harapan dan ekspekstasi, nggak apa-apa sih walau berat juga pasti. Di situ saya sudah memicu diri saya juga buat berusaha semaksimal mungkin. Paling nggak saya merasa bisa gitu mengendalikan diri untuk memforsir lebih jauh lagi, tapi nggak terlalu berlebihan. Kalau ide bisnis bisa pivot, masa mimpi nggak bisa demikian. Mungkin ada beberapa pembaca yang budiman masih baru ngeliat blog kecil ini. Saya coba uraikan lagi mimpi-mimpi saya yang pengen digapai tapi belum terwujud sampai sekarang.

Bangun Startup

Sumber : Freepik

Mohon maaf nih sebelumnya kalau pembaca lama merasa jenuh dengan topik ini. Tapi yang sudah berkali-kali saya bilang juga’kan. Mimpi ini terjadi juga spontan saja karena merasa terpukau dengan para pendiri perusahaan teknologi terbesar di dunia. Sebut saja AmazonAli BabaFacebook,  MicrosoftGoogle dan lain-lain. “Bang, mereka’kan udah nggak perusahaan kecil lagi. Tapi udah gede. Valuasinya sampe ratusan triliun.” Ya…kan dulu, memang sekarang sudah menjadi rajanya perusahaan teknologi, tapi mereka juga ngerintis dulu’kan. Ada yang memulainya dari teras rumah, gudang belakang sampai garasi.

Akhirnya merencanakan sama temen Namanya Eric, cuman…ya begitulah. Kita juga jarang komunikasi tapi masih berteman (tenang aja). Apalagi kalau bilang idenya (sering disebut juga pitch deck) sudah banyak yang eksekusi atau bertebaran dimana-mana, contoh e-commerce itukan menjamur dari dalam atau luar negeri, kalau bikin sama aja nggak ada inovasinya cuma niru (walaupun pake metode Amati, Tiru, Modifikasi masih bisa-bisa aja, tapi kecil kemungkinan bersaingnya).

Saya ada beberapa ide. Yang membuat saya tertarik adalah ide tentang cara pengolahan sampah agar bisa didaur ulang kembali meski sudah ada Waste4ChangeMallSampahGringgoAngkuts, Mulung.coSMASH (bukan boyband) yang terlebih dahulu bergerak di bidang yang sama, tapi mungkin tentang pengelolaan sampah ini semakin banyak penggeraknya semakin bagus sih. Ada juga perusahaan (bukan startup kayanya) yang didirikan oleh mantan pesebakbola eropa, Mathieu Flamini Bernama GF Biochemicals. Perusahaan yang udah dari 2008 ada tapi baru diseriusin beliau pas gantung Sepatu tahun 2018. Meskipun bukan startup, cuma tujuannya nggak jauh beda. Perusahaan ini membuat produk untuk mengatasi polusi kimia. Nantinya produk yang berasal dari sampah rumah tangga (tulisannya gitu di artikel lain) akan diiubah menjadi sampo, cat, detergen dan lebih aman digunakan manusia atau lingkungan.

Membuat Lembaga Filantropi

Sumber : UIN Jakarta

Filantropi tuh hampir erat hubungannya dengan tindakan kedermawanan. Secara konsep bersinggungan juga dengan kepedulian, solidaritas dan relasi sosial antara orang miskin dan orang kaya (menurut paparan Hilman Latief dikutip dari laman Creative Hub FISIPOL UGM). Nah, kalau lembaganya sendiri merupakan Lembaga nonprofit (nggak nyari keuntungan lah dari program-program yang dijalani) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para penerima manfaat dari gerakan ini (dilansir dari Journal of Islamic Philanthropy and Disaster 2021). Biasanya ngumpulin dana donator lalu diimplementasikan dalam programnya dengan cara galang dana di jalan-jalan, kotak donasi yang terpampang di masjid atau warung (kayanya), transfer ke rekening (biasanya postingan media sosial lembaga filantropi sudah nyantumin) hingga partnership.

Bedanya sama charity kurang lebih di penanganannya sih. Simple-nya gini, ada temen kalian (qoddarullah) sakit nih, kalian urunan sekelas nah itu salah satu dari charity. Sifatnya langsung mengatasi gejala dari permasalahan. Kalau filantropi untuk strategi jangka panjang dan berkelanjutan, seperti Yayasan milik pak Jusuf Kalla yang menyisihkan sebagian dana dari 16 anak perusahaan Kalla Group untuk zakat perusahaan, pak Gita Wirjawan yang memberikan beasiswa Pendidikan bagi putra-putri Indonesia, Tanoto Foundation yang mendukung upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan lain-lain. Mau dipelajari lebih lanjut langsung berkunjung ke sini aja.

“Bang, entar operasionalnya gimana? Nggak ada profit. Mau jalan gimana?” pertanyaan bagus sih. Makanya paling enggak ada kesuksesan dari saya dulu. Mau startup-nya udah maju atau punya perusahaan lain dengan pendapatan melimpat. Intinya saya masih berpikir kalau membangun lembaga filantropi ini harus mendapat sokongan dana yang tidak sedikit. Dan saya pengennya tidak ada dana dari pihak luar sih (kecuali ngasih info permasalahan boleh). Kan pahalanya juga balik lagi ke saya’kan. Saya berniat membangunnya terpicu dari iklan lembaga yang sama. Pengen nangis liat orang yang harusnya mendapat penanganan intensif kalau sakit parah sama orang lansia yang masih nyari nafkah keliling jalanan. Suka nangis sendiri sih sampai terbentuk tekad suatu saat nanti mau buat lembaga filantropi.

Punya Bank Syariah

Sumber : Life in Saudi Arabia

Indonesia sendiri sudah punya BSI (Bank Syariah Indonesia) yang merger dari Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank BCA Syariah. Sebenarnya maksudnya syariah di sub judul diatas adalah benar-benar melakukan hukum islam pula di dalamnya. Apakah Bank Syariah Indonesia tidak se-syari itu. Silakan cek sendiri di beberapa tayangan YouTube atau beberapa artikel yang membahas hal ini. Perlu digarisbawahi saya juga pengguna BSI, kalau begitu saya seperti menjilat ludah saya sendiri. Silakan dinilai sendiri juga. Saya menggunakan BSI juga karena biaya potong nabung di sana nggak sebesar bank lain.

Saya mau menelisik ke belakang. Sebelumnya saya sempat menyebut Al-Rajhi Bank disini. Kenapa saya menyebut Al-Rajhi Bank? Karena ia merupakan bank asal Arab Saudi yang tidak menggunakan sistem bunga. Kalau bank lain? Kurang tahu saya, cuma yang diekspos ya itu. Memang kenapa juga kalau pake bunga? Mungkin boleh cari saja hubungan bunga bank dengan syariat di internet. Kalau saya menghindarinya walaupun ngasih keuntungan 3x lipat.

Banyak pertanyaan kalau nggak pake bunga gimana narik nasabah? Kalau nggak pake bunga gimana cara ngambil keuntungannya? Kalau nggak pake bunga gimana mau berkembang? Bahkan pernah tanya teman, seberapa mungkin bank syariah tanpa bunga. Mereka bilang mustahil sih. Tapi mustahil menurut kita belum tentu mustahil menurut Allah, jadi masih ada jalan lah untuk bank syariah tanpa bunga bisa hadir di Indonesia atau BSI mau menganti sistemnya kaya Al-Rajhi Bank lebih bagus malahan. Nggak perlu bangun dari awal juga.

Mimpi harus diikuti dengan niat dan ikhtiar. Tidak boleh salah satunya. Taruhlah semua mimpi diatas tidak ada satupun yang terwujud, paling tidak saya hanya ingin bisa bermanfaat untuk orang banyak walau hanya sekecil bikin program berbagi makanan atau berkunjung setiap bulan donasi ke panti asuhan / panti jompo. Kecil yang penting berguna untuk sesama.

“Kalau mimpi kalian yang pengen didapetin tapi belum terwujud kaya ngejar cintanya yang nggak kesampaian seperti apa? Tulis dibawah aja.”

Share:

2 komentar:

  1. Keren mimpinya ya kak.. Apalagi yang filamtropi. Semoga cepet sukses biar lembaga filantropinya cepet jadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.
      Terima kasih, kak atas dukungannya.
      Semoga mimpi kakak juga terwujud.

      Hapus